“Siapa bilang Diploma itu beda?
Diploma sama dengan Sarjana …”
Sebuah mars yang tidak sengaja terdengar dan membuat saya penasaran ketika sedang menunggu kampiun KRI dan KRCI di Bandara Hang Nadim pada selasa siang (14/06/’11). Penyambutan tim robot Politeknik Negeri Batam yang menjadi juara umum kontes robot Nasional ini dihiasi dengan iringan mars yang saya sebut ‘Mars Diploma’. Mars yang dinyanyikan mahasiswa Politeknik Negeri Batam tersebut ternyata berisi mengenai perbedaan antara program Diploma dan Sarjana.
Seketika itu juga saya mulai teringat ketika saya ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. Tamat pendidikan sekolah menengah pada tahun 2009 saya langsung mempersiapkan diri untuk mendaftar menjadi mahasiswa pada salah satu perguruan tinggi. Namun, terjadi konflik internal dipikiran saya mengenai kampus mana yang akan saya pilih dengan jaminan pendidikan yang mampu meningkatkan skill dan wawasan saya. Ketika itu pikiran saya hanya Politeknik Negeri Batam karena saya selalu melihat kampus tersebut setiap pergi dan pulang sekolah.
Namun kebingungan saya tidak berhenti soal kampus tapi saya juga bingung untuk memilih program pendidikan, Diploma atau Sarjana. Akhirnya saya memilih jenjang Sarjana tepatnya S1 dikampus Politeknik Batam (Sebelum menjadi ‘Negeri’) jurusan informatika. Ketika saya dinyatakan lulus, saya bukannya bahagia justru saya semakin bingung. Akhirnya saya mencari referensi mengenai Sarjana dan Diploma serta bagaimana pendidikannya di internal Politeknik Batam sendiri. Beberapa teman saya menyarankan untuk pindah ke D3 karena lebih pada skill dan cocok untuk Kota Batam hal ini didukung pula dari catatan beberapa orang di blog pribadinya mengenai pendidikan Sarjana dan Diploma dikampus Politeknik Batam.
Akhirnya saya putuskan untuk mendaftar ulang sebagai mahasiswa Diploma. Tentu saja dengan alasan kebutuhan lokal Kota Batam terhadap lulusan D3 Politeknik ditambah dengan beberapa referensi yang saya dapat mengenai program S1 yang dijalankan salah satu perguruan tinggi yang juga satu kampus dengan Politeknik.
Kini, selama hampir 2 tahun saya menuntut ilmu di Politeknik Negeri Batam sebagai mahasiswa Diploma saya mendapatkan banyak ilmu dan wawasan. Di kampus ini pula saya bertemu dengan orang-orang luar biasa yang secara tidak langsung menjadi motivator saya. Salah satunya adalah abang dari teman saya yang kini bergaji kurang lebih Rp 8.000.000,- dengan hanya bergelar ‘Ahli Madya’ (Amd). Bagaimana jika dia sudah bergelar Sarjana?
Dan siang ini, saya sudah melihat orang-orang Diploma yang luar biasa yaitu Tim Robot Politeknik Negeri Batam yang akan mewakili Indonesia ke Thailand dan Meksiko. Membawa modal Diploma mereka mampu menunjukkan bahwa Diploma tidak kalah dengan Sarjana.
Jadi sebenarnya tidak ada bedanya antar Diploma dan Sarjana. Hanya konsep pendidikan dan gelar saja yang berbeda. Selebihnya tidak ada perbedaan mencolok antar Diploma dan Sarjana tergantung dari kepentingan kita dalam menuntut ilmu dan visi kita setelah menempuh pendidikan.
“… Yang bilang Diploma itu beda,
Hanya orang yang tidak kuliah!!!”
2 komentar:
Benar kawan,
yang membedakan adalah KUALITAS DIRI ketika memasuki dunia kerja. dari situlah kita mengetahui secara gamblang apakah kemampuan A.Md berbeda dengan ST baik secara teori maupun skill.
Never giveup to learn brother.
Semua tergantung pribadi masing2, apapun gelarnya yang penting adalah bagaimana caranya dia bisa menerapkan ilmunya dalam kehidupan
Posting Komentar