DEMONSTRASI MERUSAK CITRA MAHASISWA?



“Dimana janji para pemimpin…? Kenapa rakyat ditindas…? Anda tidak pantas untuk memimpin…!!! Ini adalah bentuk ke-TIDAK ADILAN sosial”
Memegang toak jinjing, ber-zirah almamater, berikatkan kain dikepala dan meneriakkan satu kata yaitu ‘Keadilan’. Sebuah keadilan untuk rakyat, keadilan untuk bangsa dan negara. Berteriak didepan gedung intansi pemerintah membawa nama mahasiswa. Itulah bentuk kasar dari demonstrasi mahasiswa. Demonstrasi yang hanya akan membawa kerusuhan dimata masyarakat. Tindak anarkisme yang begitu lekat dalam setiap aksi demonstrasi mahasiswa menjadi momok menakutkan bagi masyarakat.
 Berbagai teriakan keadilan dilontarkan dalam bentuk orasi yang begitu menggelora. Namun tetap saja, rasanya aksi demontrasi tetaplah demonstrasi yang hanya akan berakhir dengan kericuhan. Pemberitaan besar-besaran mengenai aksi anarkis yang dominan digerakkan oleh mahasiswa, sudah terlalu menakutkan bagi masyarakat.
Peta internal masyarakat mengenai aksi demonstrasi mahasiswa inilah sekiranya yang mencerminkan citra mahasiswa terkesan buruk. Seolah-olah mahasiswa hanya pandai berteriak dan membuat macet jalan. Terkadang ada selenting bahwa mahasiswa disuap oleh instansi tertentu dengan kata lain bahwa mahasiswa diboncengi oleh kepentingan. Tentu saja ini sangat menjatuhkan citra mahasiswa walaupun terkadang aksi anarkis memang terjadi dalam aksi demonstrasi.
Namun yang perlu dicermati adalah kenapa harus ada demonstrasi dan apa sebenarnya tujuan demonstrasi mahasiswa. Pertanyaan tersebut adalah pertanyaan mendasar bagi orang awam yang tidak mengetahui arti penting dan niat baik dari suatu aksi demonstrasi.
Secara psikologi dan tanggung jawab, demontrasi mahasiswa didasari oleh rasa peduli dan pengabdian mahasiswa terhadap masyarakat yang tercantum dalam tridarma perguruan tinggi. Namun secara teknis, demonstrasi bukanlah jalan satu-satunya ataupun langkah awal dalam pemecahan masalah sosial. Namun, demontrasi adalah langkah terakhir setelah beberapa proses seperti diskusi, hearing, meeting dan lain sebagainya. Jika beberapa langkah tersebut tidak digubris dan tidak merubah kebijakan kearah yang lebih baik, maka langkah terakhir akan dilakukan yaitu demonstrasi. Sedangkan demonstrasi sendiri bertujuan untuk memonitor atau memantau kebijakan yang diambil pemerintah yang menyangkut kepentingan masayarakat dan Negara.
Hal ini dikarenakan mahasiswa harus berperan sebagai agent of control setiap kebijakan yang sesuai atau tidak sesuai bagi masyarakat. Bisa dikatakan bahwa ketika ada kebijakan pemerintah yang merugikan rakyat maka mahasiswa berperan sebagai oposisi pemerintah, namun jika kebijakan yang diterapkan memihak pada rakyat maka mahasiswa berperan sebagai pihak yang pro pemerintah. Itu adalah bentuk profesionalitas mahasiswa sehingga mahasiswa tidak bergerak dibalik kepentingan kelompok tertentu. Dengan kata lain, mahasiswa berdemontrasi adalah untuk kepentingan rakyat bukan atas kepentingan individu atau golongan.
Dengan begitu, maka jelaslah sudah bahwasanya tidak ada niat buruk dibalik aksi demonstrasi mahasiswa. Hanya ingin menunjukan kepedulian terhadap masyarakat dengan caranya sendiri sebagai mahasiswa. Toh, dahulu aksi demontrasi juga yang membawa Indonesia ke masa reformasi seperti sekarang dengan mengorbankan ratusan jiwa mahasiswa. Baik buruknya citra mahasiswa, maka masyarakatlah yang berhak menilai dan mahasiswa tetap dijalur independensi sebagai pembela rakyat. (ro)

1 komentar:

Anonim at: 09/06/11, 13.51 mengatakan...

jadi intinya demonstrasi itu baik apa tidak ??. hehehe

Posting Komentar